alkali phosphatase





ALKALI FOSFATASE (ALP)












I S I
  1. Pengertian Alkali Fosfatase
Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.
Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada anak-anak sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati, mungkin kadar ALP agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Begitu fase akut terlampaui, kadar serum akan segera menurun, sementara kadar bilirubin tetap meningkat. Peningkatan kadar ALP juga ditemukan pada beberapa kasus keganasan (tulang, prostat, payudara) dengan metastase dan kadang-kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase (isoenzim Regan).
  1. Cara Pemeriksaan Alkali Fosfatase
·         Tujuan : Mengetahui adanya gangguan faal hati
·         Metode :  Kalorimetri untuk menentukan orthophosphoric monoester phosphohydrolase
·         Bahan pemeriksaan : serum atau plasma heparin.
·         Prinsip    :  Alkali phosphatase mengkatalisa dalam media alkali yang mentransfer 4-nitrophenilphosphat dan 2-amino-2-metil-1-propanol (AMP) menjadi 4-nitrophenol. Kenaikan   4-nitrofenol diukur secara fotometri pada panjang gelombang 405 nm yang sebanding dengan aktivitas  alkali phosphatase dalam sampel. 
·         Cara Pemeriksaan Alkali Fosfatase :
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
Pipet ke dalam tabung
25°C ,30° C, 37° C
Sampel
20 µl
Reagen Kerja
1000 µl
2.      Dicampur, baca absorbansi setelah 1 menit, dan pada waktu besamaan nyalakan stopwatch. Baca absorbansi kembali tepat setelah menit 1,2,3 menit.
3.      Melakukan perhitungan kadar Alkali fosfatase
Δ A/min =
(Abs 2- Abs 1) + (Abs 3- Abs 2) + (Abs 4- Abs 3)                                                          3
Rumus kadar Alkali fosfatase
 C =  Δ  A/min x 2751
  1. Nilai Rujukan
·         Laki-laki : 61- 232 U/L
·         Perempuan : 49-232 U/L
  1. Masalah Klinis
Kadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (hingga 20 x lipat nilai normal) pada sirosis biliar primer, pada kondisi yang disertai struktur hati yang kacau dan pada penyakit-penyakit radang, regenerasi, dan obstruksi saluran empedu intrahepatik. Peningkatan kadar sampai 10 x lipat dapat dijumpai pada obstruksi saluran empedu ekstrahepatik (misalnya oleh batu) meskipun obstruksi hanya sebagian. Sedangkan peningkatan sampai 3 x lipat dapat dijumpai pada penyakit hati oleh alcohol, hepatitis kronik aktif, dan hepatitis oleh virus.
Pada kelainan tulang, kadar ALP meningkat karena peningkatan aktifitas osteoblastik (pembentukan sel tulang) yang abnormal, misalnya pada penyakit Paget. Jika ditemukan kadar ALP yang tinggi pada anak, baik sebelum maupun sesudah pubertas, hal ini adalah normal karena pertumbuhan tulang (fisiologis). Elektroforesis bisa digunakan untuk membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim ALP digunakan untuk membedakan penyakit hati dan tulang; ALP1 menandakan penyakit hati dan ALP2 menandakan penyakit tulang.
Jika gambaran klinis tisak cukup jelas untuk membedakan ALP hati dari isoenzim-isoenzim lain, maka dipakai pengukuran enzim-enzim yang tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan pertumbuhan tulang. Enzim-enzim itu adalah : 5’nukleotidase (5’NT), leusine aminopeptidase (LAP) dan gamma-GT. Kadar GGT dipengaruhi oleh pemakaian alcohol, karena itu GGT sering digunakan untuk menilai perubahan dalam hati oleh alcohol daripada untuk pengamatan penyakit obstruksi saluran empedu.
  • PENINGKATAN KADAR : obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati, hepatitis, hiperparatiroidisme, kanker (tulang, payudara, prostat), leukemia, penyakit Paget, osteitis deforman, penyembuhan fraktur, myeloma multiple, osteomalasia, kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid (aktif), ulkus. Pengaruh obat : albumin IV, antibiotic (eritromisin, linkomisin, oksasilin, penisilin), kolkisin, metildopa (Aldomet), alopurinol, fenotiazin, obat penenang, indometasin (Indocin), prokainamid, beberapa kontrasepsi oral, tolbutamid, isoniazid, asam para-aminosalisilat.
  • PENURUNAN KADAR : hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut (kekurangan vit C), hipofosfatasia, anemia pernisiosa, isufisiensi plasenta. Pengaruh obat : oksalat, fluoride, propanolol (Inderal)
  • Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
-          Sampel hemolisis,
-          Pengaruh obat-obatan tertentu (lihat pengaruh obat),
-          Pemberian albumin IV dapat meningkatkan kadar ALP 5-10 kali dari nilai normalnya,
-          Usia pasien (mis. Usia muda dan tua dapat meningkatkan kadar ALP),
-          Kehamilan trimester akhir sampai 3 minggu setelah melahirkan dapat meningkatkan kadar ALP.








Comments

Popular posts from this blog

pemeriksaan kadar albumin darah

HEMATOLOGI HEMOSTASIS

kimia darah bilirubin